Friday 19 September 2014

Beberapa Jenis Penyakit Mata dan Penyebabnya

Mata merupakan salah satu dari 5 indra yang paling penting dalam kesehatan mata. Dengan mata manusia dapat melihat alam sekitar beserta isinya.

Gangguan penglihatan mata dapat mengganggu manusia untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, bersekolah dan beraktivitas sosial lainya. Seringkali mereka tidak mengenali gejala awal penyakit mata dan ketika mengetahuinya pun penyakit mata sudah menjadi parah.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pada penglihatan mata. Maka harus mengetahui jenis-jenis penyakit mata dan penyebabnya. Beberapa penyakit yang menyerang indera penglihatan adalah:

1. Kebutaan. Kebutaan pada mata manusia memiliki jenis kebutaan berat dan kebutaan ringan. Kebutaan disebabkan karena adanya kerukan pada syaraf mata. Penyakit ini tidak dapat dibantu dengan lensa maupun kacamata.

2. Belekan. Penyakit ini disebabkan adanya infeksi virus dan bakteri.

3. Kerakitis. Gangguan pada kornea ini sering dialami oleh petani. Disebakan oleh virus, kuman dan bakteri.

4. Miopi. Penyakit mata yang tidak dapat melihat jarak jauh.

5. Presbiopi. Penyakit mata yang tidak dapat melihat jarak dekat.

6. Hipermetropi. Penyakit mata yang tidak yang tidak dapat melihat jarak jauh dan jarak dekat.

7. Glukoma. Bola mata memiliki tekanan cairan yang tinggi dan dapat merusak saraf mata sehingga mata terlihat lebih menonjol keluar.

8. Irosidiklitis akut. Penyakit ini disebabkan oleh gigi yang berlubang. Salah dalam menangani penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan.

9. Katarak. Gangguan penglihatan mata karena adanya lapisan pada bola mata. Jenis penyakit mat ini juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan.

10. Bintitan. Penyakit ini disebabkan karena infeksi bakteri dan kelenjar pada bulu mata.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah hal yang lebih buruk pada mata adalah dengan segera konsultasi kepada dokter ketika sudah merasa ada gangguan pada mata.

Jika dibiarkan, gangguan mata ringan dapat menjadi penyakit serius bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanen yang susah disembuhkan. Kita sebagai manusia selayaknya menjaga kesehatan mata dari berbagai jenis penyakit mata yang menjadi ancaman bagi aktivitas hidup.

Friday 5 September 2014

Kenali 7 Gejala Penyakit Leukimia

TABLOIDDOKTER.BLOGSPOT.COM- Pernahkah anda mendengar tentang penyakit leukimia? Leukimia adalah penyakit kanker yang menyerang sel darah. Kanker darah disebabkan karena meningkatnya jumlah sel darah putih dalam darah atau sumsum tulang. 

Karena jumlahnya yang meningkat, sel-sel darah putih yang sebetulnya tidak normal tersebut menggantikan sel darah yang normal. Ketidak normalan ini membuatfungsi sel terganggu. 
Berikut ini ada 7 gejala apabila terkena penyakit leukimia:


1. Kelelahan
Jika anda mudah sekali merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat, mungkin hal ini disebabkan oleh leukimia. peningkatan produksi sel darah putih dapat menyebabkan energi cepat habis.


2. Terjadi Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan secara tiba-tiba meskipun tidak ada perubahan dalam pola makan seseorang.

3. Sering Mengalami Pendarahan
Penderita leukimia akan mudah mengalami pendarahan padahal itu hanya luka kecil sekalipun. Bahkan sipenderita leukimia menderita memar misalnya lengannya tergores ujung pintu maka akan membuat waktu yang lama untuk sembuh jika dibandingkan orang yang tidak menderita leukimia.

4. Pembengkakan Internal
Gejala leukimia juga dapat ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening dibawah lengan serta di depan dan belakang leher. Hati dan limpa juga akan membengkak dan menimbulkan rasa nyeri dibawah tulang rusuk.


5. Berkeringat di Malam Hari
Salah satu tanda leukimia adalah selalu berkeringat pada malam hari. Sehingga jika anda berkeringat secara berlebihan atau tidak normal dimalam hari,anda perlu mewaspadai adanya gejala leukimia.


6. Berkurangnya Kontrol Otot
Kesulitan mengendalikan diri ketika berjalan atau mengalami kejang otot dari waktu ke waktu merupakan salah satu gejala leukimia. Penderita leukimia biasanya akan kesulitan mengontrol otot dan menyeimbangkan tubuh.


7. Pernapasan Abnormal
Sesak napas dan batuk dalam kurun waktu yang cukup lama dan tidak kunjung sembuh juga merupakan tanda-tanda leukimia.

Itulah 7 gejala penyakit leukimia, sebelum anda mengalaminya maka anda harus tetap menjaga pola hidup yang sehat agar anda terhindar dari penyakit yang mematikan ini.

Tuesday 2 September 2014

Manfaat Sayuran Hijau untuk Kesehatan

TABLOIDDOKTER.BLOGSPOT.COM - Sayur mayur yang anda biasa konsumsi dalam sehari-hari mempunyai manfaat yang penting buat kesehatan anda.Sayur yang masih segar dan warnanya yang hijau baik sekali untuk di konsumsi atau dapat pula di buat jus sayuran.

Kandungan zat gizi alami yang terdapat dalam sayuran hijau itu sangat banyak.Sayuran hijau kaya akan vitamin A dan C.Sayuran hijau pun mengandung berbagai unsur mineraal seperti magnesium,zat kapur,zat besi dan fosfor.

Antioksidan dan serat alami dalam sayuran hijau akan menjaga kesehatan dan melancarkan saluran pencernaan.Ini dapat memudahkan sisa metabolisme yang tidak berguna keluar dari tubuh sehingga tak sempat mengendap dan menimbulkan penyakit salam tubuh kita.

Berikut ini ada beberapa sayuran hijau beserta manfaatnya yang dapat anda ketahui:


1. Bayam
Sayur bayam mengandung betakaroten, lutein, klorofil, asam folat dan mangan.Manfaatnya untuk disentri, ambien, demam, melancarkan ASI, mengencerkan dahak, memperkuat kekebalan lever, mencegah penuaan dan mengandung antioksidan.

Bayam merah mengandung zat besi tinggi yang berkhasiat menambah darah,selain itu juga bayam ini mengandung vitamin A,B,C dan K,kalium serta fosfor.

Asam Folat pada bayam mampu memerangi kadar homosistein dalam darah penyebab jantung koroner.

2. Daun Singkong
Sayuran yang sering disandingkan dengan berbagai jenis lalapan dan lauk utama khas Indonesia ini ternyata merupakan sumber nutrisi yang baik. Daun singkong muda memiliki kandungan protein, zat besi yang cukup tinggi, serta vitamin A dan C. Dengan kandungan zat besi setara, daun singkong memiliki kandungan protein empat kali lipat dan vitamin A dua kali lipat dibandingkan bayam sehingga menjadikannya sebagai sumber vitamin dan mineral harian yang baik bagi kesehatan Anda.

3. Sawi
Sawi memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral. Ia diketahui memiliki kemampuan antioksidan karena kandungan vitamin C dan E, serta karoten dan glukosinolatnya. Sawi juga mengandung kalsium, magnesium, dan asam folat yang dapat membantu menyehatkan tulang, serta tinggi serat untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh. Selain itu, sawi juga dapat mencegah peradangan serta mampu mencegah berbagai jenis kanker.

4. Kangkung
Kangkung yang banyak ditemukan pada masakan Indonesia ternyata mengandung banyak zat gizi seperti vitamin A. Vitamin C pada kangkung juga cukup tinggi meski tidak sebanyak bayam dan daun singkong. Mineral yang ditemukan pada kangkung meliputi kalsium, fosfor, dan kalium. Vitamin B kompleks pada kangkung diketahui dapat membantu meningkatkan hormon yang menciptakan suasana nyaman. Selain itu, ekstrak kangkung juga ditemukan dapat membantu penghambatan penyerapan gula sehingga cocok untuk yang menderita diabetes.

5. Buncis
Buncis dan tanaman  kacang-kacangan sejenisnya berasal dari Peru. Sayuran ini pertama kali dibawa ke Eropa oleh para penjelajah dari Spanyol pada abad ke 16. Buncis merupakan sayuran yang kaya vitamin K, C, dan A, serta mengandung folat, mangan, kalium, zat besi, dan  serat. Buncis juga mengandung senyawa antioksidan  yang baik untuk kesehatan jantung. Kandungan serat pada buncis berpotensi untuk menurunkan risiko diabetes tipe-2 dan reaksi inflamasi yang lain.

6. Brokoli
Tanaman asli Italia ini merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Tidak hanya kaya serat, vitamin, dan mineral, brokoli juga mengandung antioksidan sulforaphane dan lutein yang baik untuk menurunkan risiko kanker. Brokoli juga diketahui bermanfaat bagi kesehatan jantung.

7. Timun
Timun adalah salah satu sayuran yang kaya vitamin C (antioksidan), mangan, folat (mengurangi risiko penyakit jantung dan depresi), serat, magnesium, klorofil, serta lutein. Timun juga dapat menjaga kesehatan pencernaan. Tingginya kadar air pada mentimun  dapat menyegarkan tubuh.
Perkembangan Emosi Pada Bayi, Seperti Apa?

Perkembangan Emosi Pada Bayi, Seperti Apa?


Sering, kan, melihat bayi menangis kala ia lapar. Sebelum diberikan susu, ia tak akan berhenti menangis, bahkan tambah keras. Tapi bila kebutuhannya segera dipenuhi, akan berhenti tangisnya.

Nah, menangis pada bayi, selain sebagai salah satu bentuk komunikasi prabicara untuk memberitahukan kebutuhan/keinginannya, juga untuk menunjukkan reaksi emosinya terhadap suatu keadaan yang tak menyenangkan. Reaksi emosi bayi yang demikian, sebetulnya masih wajar, karena si bayi bereaksi terhadap suatu keadaan yang tak menyenangkan, yaitu lapar. "Hanya saja, kalau reaksinya berlebihan, semisal menangis terus, meski sudah diberikan susu, berarti ada sesuatu pada dirinya. Apakah dia sakit atau ada suatu kelainan pada sarafnya,".

Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mengenal reaksi emosi bayinya. Sebab, reaksi emosinya ini akan berpengaruh pula nantinya pada kehidupan si anak, terutama pada penyesuaian pribadi dan sosialnya. "Di usia satu tahun pertama ini, bayi sedang beradaptasi dengan udara, makanan, dan lingkungan sekitarnya. Di usia ini pulalah emosinya mulai berkembang." Itulah mengapa, orang tua harus memperhatikan betul kebutuhan fisik dan mentalnya, sampai sekecil apa pun.


Pada awalnya, saat lahir, reaksi emosi bayi masih sederhana, yaitu hanya mengungkapkan emosi kesenangan dan ketidaksenangan. "Ia akan bereaksi senang bila kebutuhan menyusunya terpenuhi, dengan mengeluarkan suara yang tampak puas. Sebaliknya, ia akan bereaksi tak senang dengan menangis bila popoknya basah." Yang pasti, pada bulan-bulan pertama, ia tak memperlihatkan reaksi secara jelas, yang menyatakan keadaan emosinya yang spesifik. Misal, marah. Semua rasa ketidaksenangan akan diekspresikan dengan tangisan.

"Nah, pada bulan-bulan pertama ini, respon orang tua terhadap bayi pun akan berpengaruh nantinya. Misal, jika pemberian susunya terlambat sementara bayi sangat lapar atau popoknya basah didiamkan saja, maka bayi akan merasa tak nyaman. Meski dia hanya bisa bereaksi dengan menangis, tapi bibit-bibit emosi rasa kecewa dan marah mulai timbul."
Mulai usia dua bulan bayi bisa bereaksi tersenyum bila dirinya merasa senang atau gembira. Usia tiga bulan mulai bisa bereaksi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang mengungkapkan kekesalan, bila dirinya kesal atau marah, semisal, dia tak bias menggapai mainannya. Kadang juga diungkapkan dengan tangisan dan jeritan.
Usia 6-9 bulan sudah mengenal rasa takut. Bukankah saat itu ia sudah mengenal orang- orang di sekitarnya? Hingga, kalau ia ditinggal oleh orang tuanya, ia akan merasa takut dan mulai mengeluarkan suara-suara ketakutan atau menangis.

"Pokoknya, makin usia bayi meningkat, reaksi emosinya makin dapat dibedakan dan bertambah. Sebab, sejalan dengan bertambahnya umur dan semakin matangnya system saraf serta ototnya, bayi pun mengembangkan berbagai reaksi emosinya." Misal, kalau di usia 2 bulan emosi kegembiraannya diungkapkan dengan tersenyum saja, maka makin lama dia bisa mengekspresikan kegembiraannya dengan mengeluarkan suara-suara ataupun tertawa kala diajak bicara oleh orang tuanya. Bahkan, ketika dia sudah bisa jalan dan berlari, bila ada timbul rasa gembira, dia bisa melonjak-lonjak atau berlari-lari.

Demikian pula dengan emosi takut. Biasanya bayi takut dengan kamar gelap, binatang, berada sendirian, serta orang yang asing baginya. Mungkin awalnya, kalau takut ia hanya bereaksi dengan menangis. Seolah dirinya tak berdaya dan seperti meminta tolong. Makin bertambah usia dan motoriknya pun berkembang, ia bisa bersembunyi di balik tubuh ibunya atau memeluk ibunya, menarik selimut untuk menutupi wajahnya, atau berlari menghindar dari sesuatu yang membuatnya takut.

Akan halnya rasa marah, misal, di usia 6 -9 bulan, kala bayi sudah bisa melempar benda atau menghentak-hentak kakinya, ketika emosi marahnya terangsang, bisa saja reaksinya dengan melempar. Ketika reaksi tersebut dirasa menyenangkan dan dapat memuaskan emosinya, maka akan diulang kembali. "Nah, untuk mengetahui apakah si bayi memang betul-betul dalam emosi marah atau hanya ingin mencoba-coba melempar benda dalam arti dirinya sedang bereksplorasi, tentunya orang tua harus melihat, apakah memang ada kebutuhannya yang tak dipenuhi atau ada sesuatu yang membuatnya marah ataukah tidak."

MASIH BISA DIUBAH
Jadi, orang tua harus mengetahui dan mengenal reaksi emosi bayinya, entah yang baik maupun tidak. Jangan sampai, reaksi emosi yang jelek berlanjut sampai si bayi besar. Pasalnya, nanti anak akan belajar menggunakan reaksi ini sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Apalagi di masa-masa emosi sulit, yaitu usia 0 hingga balita. Bukankah tak jarang kita lihat, anak kecil yang kalau marah tiduran di lantai, duduk menghentak kaki, memukul, atau melempar segala macam benda?

"Sebetulnya, bila baru berusia sampai setahun, emosi bayi masih bisa berubah karena baru muncul dan baru akan berkembang,". Itulah mengapa, orang tua harus tetap waspada dengan emosi bayinya. "Jika ada reaksi emosinya yang kurang baik, paling tidak, kita bisa menekannya atau meminimalkannya." Dengan kata lain, orang tua harus melatih pengendalian diri anak sejak dini.

Tapi melatihnya harus dengan konsekuen, lo. Misal, bila bayi ingin minum susu dan menangis tak sabar, maka ibu harus segera meresponnya. Kalaupun harus membuatkan dulu susu botol, maka buatlah di dekat si bayi sambil mengajaknya bicara. Misal, "Iya, sabar, ya, sayang. Ini Ibu sedang buatkan susunya. Ibu tahu, kok, kalau Adek lapar."
Bila si bayi sudah bisa merangkak dan kita lihat tampaknya dia kesal karena sulit menggapai mainan yang diinginkan, maka kita bantu untuk memudahkan dengan cara mainannya didekatkan. Ketika dia sudah bisa meraihnya, kita beri pujian, "Hore! Pintar anak Mama. Capek, ya? Ayo, kita duduk dulu."

Begitu juga kalau si bayi sudah mulai banyak motoriknya, seperti bisa jalan atau lari. Bila reaksi marahnya dengan cara fisik, seperti menendang, melempar, atau memukul, maka kita harus selalu memberi pengertian. "Kalau kamu marah, tidak boleh seperti itu. Nanti kaki kamu jadi sakit kalau menendang kursi itu. Kenapa kamu marah? Bilang, dong, sama Ibu." Jadi, anak dilatih untuk dapat mengendalikan fisiknya. Hingga nantinya kalaupun dia marah, mungkin tak sampai bereaksi berbahaya dengan fisiknya.
Mungkin hanya mimik mukanya saja yang tampak memerah. Biasanya seiring usia bertambah, reaksi emosi dengan menggunakan gerak fisik/otot makin berkurang. Apalagi ketika anak sudah bisa bicara, maka reaksi emosinya akan diwujudkan dengan reaksi bahasa yang meningkat.

JANGAN BANYAK MELARANG

Namun, dalam melatih atau mendidik emosi anak, disarankan tak banyak larangan karena akan menimbulkan rasa takut pada anak. Misal, "Adek, jangan main ke situ, ada kecoa, lo. Nanti digigit!" Sebetulnya, usia bayi belum menyadari ada tidaknya bahaya bagi dirinya, tapi karena mimik muka ibunya dan nada suaranya menakutkan, maka mengkondisikan si bayi akan rasa takut. "Larangan boleh saja kalau memang ada yang membahayakan. Kalau tidak, sebaiknya dihindari." Namun, dalam memberitahukannya harus dengan bahasa dan mimik muka yang baik.

Yang jelas, bila sejak bayi dilatih pengendalian emosi dengan baik, maka reaksi emosinya bisa ditanganinya dengan baik pula. Meski mungkin sifat jeleknya tetap ada, tapi tak terlalu menonjol. "Jadi, ini merupakan tindak pencegahan pula dari reaksi emosi negatif yang tak diinginkan." Ingat, lo, bila tak sejak dini kita melatihnya, maka akan sulit mengubahnya ketika anak bertambah usianya. Bahkan mungkin saja reaksi emosi tersebut akan menetap sampai si anak dewasa. Tentunya kita tak menginginkannya demikian, kan, Bu-Pak?

Manfaat Sayuran Hijau untuk Kesehatan

Manfaat Sayuran Hijau untuk Kesehatan
Sayur mayur yang anda biasa konsumsi dalam sehari-hari mempunyai manfaat yang penting buat kesehatan anda.Sayur yang masih segar dan warnanya yang hijau baik sekali untuk di konsumsi atau dapat pula di buat jus sayuran.

Kandungan zat gizi alami yang terdapat dalam sayuran hijau itu sangat banyak.Sayuran hijau kaya akan vitamin A dan C.Sayuran hijau pun mengandung berbagai unsur mineraal seperti magnesium,zat kapur,zat besi dan fosfor.

Antioksidan dan serat alami dalam sayuran hijau akan menjaga kesehatan dan melancarkan saluran pencernaan.Ini dapat memudahkan sisa metabolisme yang tidak berguna keluar dari tubuh sehingga tak sempat mengendap dan menimbulkan penyakit salam tubuh kita.

Berikut ini ada beberapa sayuran hijau beserta manfaatnya yang dapat anda ketahui:

1. Bayam
Sayur bayam mengandung betakaroten, lutein, klorofil, asam folat dan mangan.Manfaatnya untuk disentri, ambien, demam, melancarkan ASI, mengencerkan dahak, memperkuat kekebalan lever, mencegah penuaan dan mengandung antioksidan.

Bayam merah mengandung zat besi tinggi yang berkhasiat menambah darah,selain itu juga bayam ini mengandung vitamin A,B,C dan K,kalium serta fosfor.

Asam Folat pada bayam mampu memerangi kadar homosistein dalam darah penyebab jantung koroner.

2. Daun Singkong
Sayuran yang sering disandingkan dengan berbagai jenis lalapan dan lauk utama khas Indonesia ini ternyata merupakan sumber nutrisi yang baik. Daun singkong muda memiliki kandungan protein, zat besi yang cukup tinggi, serta vitamin A dan C. Dengan kandungan zat besi setara, daun singkong memiliki kandungan protein empat kali lipat dan vitamin A dua kali lipat dibandingkan bayam sehingga menjadikannya sebagai sumber vitamin dan mineral harian yang baik bagi kesehatan Anda.

3. Sawi
Sawi memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral. Ia diketahui memiliki kemampuan antioksidan karena kandungan vitamin C dan E, serta karoten dan glukosinolatnya. Sawi juga mengandung kalsium, magnesium, dan asam folat yang dapat membantu menyehatkan tulang, serta tinggi serat untuk membantu melancarkan pencernaan tubuh. Selain itu, sawi juga dapat mencegah peradangan serta mampu mencegah berbagai jenis kanker.

4. Kangkung
Kangkung yang banyak ditemukan pada masakan Indonesia ternyata mengandung banyak zat gizi seperti vitamin A. Vitamin C pada kangkung juga cukup tinggi meski tidak sebanyak bayam dan daun singkong. Mineral yang ditemukan pada kangkung meliputi kalsium, fosfor, dan kalium. Vitamin B kompleks pada kangkung diketahui dapat membantu meningkatkan hormon yang menciptakan suasana nyaman. Selain itu, ekstrak kangkung juga ditemukan dapat membantu penghambatan penyerapan gula sehingga cocok untuk yang menderita diabetes.

5. Buncis
Buncis dan tanaman  kacang-kacangan sejenisnya berasal dari Peru. Sayuran ini pertama kali dibawa ke Eropa oleh para penjelajah dari Spanyol pada abad ke 16. Buncis merupakan sayuran yang kaya vitamin K, C, dan A, serta mengandung folat, mangan, kalium, zat besi, dan  serat. Buncis juga mengandung senyawa antioksidan  yang baik untuk kesehatan jantung. Kandungan serat pada buncis berpotensi untuk menurunkan risiko diabetes tipe-2 dan reaksi inflamasi yang lain.

6. Brokoli
Tanaman asli Italia ini merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Tidak hanya kaya serat, vitamin, dan mineral, brokoli juga mengandung antioksidan sulforaphane dan lutein yang baik untuk menurunkan risiko kanker. Brokoli juga diketahui bermanfaat bagi kesehatan jantung.

7. Timun
Timun adalah salah satu sayuran yang kaya vitamin C (antioksidan), mangan, folat (mengurangi risiko penyakit jantung dan depresi), serat, magnesium, klorofil, serta lutein. Timun juga dapat menjaga kesehatan pencernaan. Tingginya kadar air pada mentimun  dapat menyegarkan tubuh.

CB Blogger Lab


Top