Monday 28 May 2012

Sampai Jumpa di Puncak Kesuksesan


Pernahkah Anda merasa bukan siapa-siapa di dunia ini. Anda merasa tidak mempunyai kemampuan untuk meraih keberhasilan. Ketika Anda menyaksikan orang lain di puncak kesuksesan, Anda mulai membandingkannya dengan diri Anda sendiri.

Kalimat seperti “pantas saja dia memperolehnya, dia memiliki segala hal yang aku tidak punya” sering kali terucap. “Seandainya saja aku memiliki....” dan Anda mulai menyempurnakan kalimat tersebut dengan menyebutkan daftar panjang kekurangan Anda, dari A hingga Z dan Z kembali lagi ke A.

Kalimat ini kemudian meresap ke hati dan akhirnya Anda hanya mampu menjadi saksi keberhasilan orang lain. Namun tahukah Anda bahwa keberhasilan tidaklah diperuntukkan hanya untuk orang yang Anda anggap sempurna? Keberhasilan adalah milik semua orang, termasuk Anda.

Kita dapat belajar dari orang-orang sukses yang memiliki keterbatasan fisik. Salah satunya adalah Bob Willen, yang kehilangan kedua kakinya akibat ranjau darat pada saat perang Vietnam. Frustasi dan kehilangan semangat hidup tampaknya tidak terlintas pada mantan tentara Amerika ini. Malahan, dia berani bersaing dalam lomba marathon yang melibatkan ribuan orang yang sempurna secara fisik.

Ketika pluit dibunyikan, orang-orang segera berhamburan menuju garis finish. Namun tidak demikian dengan Willen, dia mulai berlari dengan kedua tangannya kemudian melemparkan tubuhnya ke depan. Karena keterbatasan fisiknya, dia hanya dapat berlari 10 km per hari. Di malam hari dia berhenti dan kemudian tidur di sleeping bag-nya yang hangat.

Di saat banyak orang lain mulai menyerah dan keluar dari lomba tersebut, Willen tetap konsisten dengan tujuannya. Hari kelima ketika tinggal 100 meter lagi menuju garis finish, dia jatuh terguling dan kekuatannya mulai habis. Namun, perlahan-lahan dia bangkit, membuka kembali matanya, dan membuka kedua sarung tangannya. Darah mengucur dari kedua tangannya.

Dokter tidak mengizinkannya melanjutkan pertandingan karena kondisi jantung dan napasnya. Willen menutup matanya mendengarkan vonis dokter, tetapi dengan segala kekuatannya dia bangkit dan mulai berlari. Akhirnya dia berhasil!

Willen bukanlah satu-satunya orang yang tidak sempurna yang mampu mengukir prestasi berskala dunia. W. Louis Braille, seorang tuna netra, yang kehilangan satu matanya akibat tertusuk perkakas tajam milik ayahnya, seorang pengrajin kulit. Infeksi lukanya kemudian menyebar ke mata lainnya sehingga kegelapan total menyelimutinya dari sejak kanak-kanak hingga akhir hayatnya.

Namun, saat ini siapa yang tidak mengenal karya besarnya, yaitu huruf Braille. Sebuah kontribusi yang sangat besar bagi pendidikan dan pencerdasan orang-orang tuna netra. Dunia pun mencatatnya sebagai orang besar. Selain itu, masih banyak orang yang tidak sempurna lainnya yang mengukir prestasi besar di bidang lain.

Dunia mencatat keberhasilan adalah milik semua orang yang mau menggapainya. Oleh karena itu, jika hari ini Anda merasa tidak berarti dengan segala keterbatasan yang Anda miliki, cobalah untuk bangkit dan katakan pada diri Anda bahwa Anda mampu melakukannya.

Jika orang di samping Anda hanya membutuhkan 10 langkah untuk mencapai garis finish, bukan berarti di langkah ke-11 Anda pantas menghentikan langkah Anda. Jangan jadikan orang lain menjadi tolak ukur. Berjalanlah satu langkah, satu langkah, dan satu langkah lagi. Sampai jumpa di puncak kesuksesan!

credit:gardenrant.com

0 comments:

Post a Comment

CB Blogger Lab


Top